PENDAHULUAN
Kristologi atau
ajaran tentang pribadi Yesus Kristus merupakan tema yang sangat mendasar dan
penting dalam kehidupan kekristenan. Hal itu memungkinkan karena iman Kristen
di bangun atas dasar iman dan kepercayaan kepada Yesus sebagai Tuhan. Hal yang
demikian juga dinyatakan oleh beberapa para teolog bahwa teologi yang paling
awal hampir seluruhnya adalah mengenai Kristologi.
Pada
abad pertama hingga saat ini tidak jarang kita temukan yang meragukan dan
bahkan menyangkali bahwa Yesus adalah Tuhan. Kenyataan yang demikian merupakan
tantangan tersendiri dalam kekristenan juga kita sebagai orang percaya dalam
mempertanggungjawabkan iman dan kepercayaan kepada Yesus Kristus adalah Tuhan.
Pertanggung jawaban tentu tidak lepas dari Alkitab yang adalah Firman Allah
sebagai wahyu khusus yang dipercaya oleh umat percaya (Kristen).
Dengan
demikian, maka telah menimbulkan pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan
keunikan? Apa dan bagaimana Konsep keunikan Tuhan yang dipercaya bangsa
Israel/PL? Serta apa dan bagaimana konsep tentang keunikan Yesus sebagai Tuhan?
Melalui paper ini, penulis akan menjabarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut untuk meyakinkan iman dan keparcayaan kita bahwa Yesus adalah Tuhan
bukan manusia biasa.
PENGERTIAN
A.
KEUNIKAN
Sebelum
lebih lanjut membahas tentang keunikan Yesus sebagai Tuhan maka sebelumnya
alangkah baiknya memahami arti dari keunikan itu sendiri. Keunikan berasal dari
kata dasar “Unik” yang berarti lain dari pada yang lain, tidak ada persamaan
dengan yang lain sehingga keunikan bisa berarti kekhususan, keistimewaan, dan
keunggulan.[1]
Dari pengertian yang mendasar tersebut maka dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa keunikan Yesus Kristus ialah kekhususan serta keunggulan Yesus Kristus.
Keunikan yang dimaksud disini bukanlah nilai keunikan yang diberikan oleh orang
Kristen kepada-Nya melainkan melainkan keunikan tersebut Yesus sendiri
menghakikat di dalam diri-Nya. Dengan demikan, keunikan Yesus sebagai Tuhan
disangkal atau pun tidak oleh manusia di dunia maka status atau identitas-Nya
tetap kepada-Nya.
B.
KONSEP TUHAN
1. Perjanjian
Lama
Jika
diperhatikan dalam sejarah bangsa Israel dalam Perjanjian Lama maka disana akan
mendapatkan asal usul dan arti dari konsep tentang TUHAN. Mengapa demikian?
Karena nama-nama tersebut mengandung pernyataan dan diri Allah sendiri kepada
umat Israel. Menurut JB. Banawiratma mengatakan bahwa konsep Allah dalam
Perjanjian Lama dan agama Yahudi adalah suatu konsep dinamis.[2]
Allah Israel bukanlah suatu “dues
otiosus”, melainkan Allah yang hidup dan bekerja. Sehingga Allah yang
dinamis dan transenden itulah yang menjadi sasaran iman kepercayaan serta
sasaran pengharapan, andalan umat Israel/Yahudi yang percaya. Kepercayaan
sepenuhnya kepada Allah pada Perjanjian Lama didasari dengan tindakan Allah
kepada bangsa Israel membawa keluar dari perbudakan (Mesir) menuju tanah
perjanjian (Kanaan).
a. Yehovah
(Kel 3:14; AKU adalah AKU). Nama ini adalah nama Allah yang asli dan Tunggal
dan Ontologis tentunya dalam hubungannya secara khusus dengan umat-Nya Israel
dan beberapa para teolog mengatakan bahwa hal itu bersifat pribadi, Kudus,
Perjanjian, dan Keselamatan. Hal itu yang diterjemahkan dalam LAI sebagai
TUHAN.
b. Adonai.
Sebutan ini merupakan sebutan bagi nama YHWH yang kudus (Kel. 4:10-14; Yos
7:8-11) yang artinya sama yaitu TUHAN.
c. Elohim
artinya Allah yang Maha Kuasa. Hal itu terdapat dalam Kej. 1:1; 26:27; 3:5;
31:13; Ul. 5:9; Maz. 5:78, 6:15, 100:3.
2. Perjanjian
Baru
Dalam Perjanjian
Baru secara khusus penggunaan nama Tuhan juga berkaitan dengan sebutan yang
mencirikan situasi keadaan atau pekerjaan dari diri-Nya sendiri, seperti halnya
dengan Nama “Tuhan” (kurios). Nama
“Tuhan” yang dipakai untuk menyebut Allah, yang dapat diidentikan dengan, sebagai
berikut[3]
a. Sebagai
nama yang setara dengan Yehovah (PL).
b. Sebagai
nama pengganti nama Adonai (PL), serta
c. Sebagai
gelar penghormatan yang dinaikkan oleh manusia kepada Allah (mengakui
kemahakuasaan Allah), Yos 3:11; Mzm 97:5.
Perlu
dipahami bahwa pemberian gelar kepada Yesus selama berada di dunia ini selalu
berkaitan dengan keadaan dan pekerjaan yang Dia lakukan, sebagaimana tertera
kitab-kitab PB. Misalnya:
a.
Kurios:
artinya
Tuhan yang identik dengan Allah
b.
Khristos:
Kristus,
Messiah “Yang diurapi” (Mat. 16:13; Yoh 1:14, 20:31; Kis 2:36; Rm. 6:23; 2 Pet
1:11.
c.
Yeshua:
Yesus TUHAN adalah keselamatan (Yoh. 1:14, Kis. 2:36).
Monoteisme dinamis
Israel diambil alih oleh umat Kristen semula. Hal itu diindikasikan atas
pengalaman dengan Yesus Kristus dari kelahiran-Nya hingga kebangkitan-Nya. Dengan
demikian, atas refleksi dan pengalaman umat Kristen tersebut maka mereka
memodifikasikan monoteisme dinamis itu yaitu dengan cara pandang bahwa
kedudukan dan peranan Yesus Kristus mesti dipasang dalam kerajaan monoteisme
itu.
Konsep baru
tentang keselamatan dalam Perjanjian Baru bukan lagi mengantar umat Israel
keluar dari Mesir (pemahaman Yahudi) melainkan Allah membangkitakan Yesus dari
antara orang mati dan meninggikan-Nya menjadi Tuhan dan Kristus.[4]
Kemudian memiliki konsep bahwa peninggikan Yesus Allah sebenarnya sudah mulai
“meraja” dan secara mutlak, tak terbatalkan “berkuasa” atas umat manusia demi
keselamatannya. Yesus yang dibangkitakan menjadi “kuasa” Allah, satu-satunya
pengantara antara Allah dan manusia tanpa memisahkan melainkan mempersatukan
Allah dengan manusia.
Dalam Perjanjian
Baru ketuhanan Yesus, dapat dilihat melalui:[5]
a. Pernyataan
orang (Mat. 15:22, Luk. 2:11, 6:5, Kis. 10:36, Fil. 2:11, 1 Kor. 2:8).
b. Yesus
sebagai Tuhan karena Ia adalah Pencipta (Yoh. 1:1-3, Ibr. 1:2, Kol. 1:16).
c. Pemelihara
(Ibr. 1:3, Yoh. 17:11, 12, I Pet. 1:5).
d. Penyelamat
(Rom. 3:24-25, I Kor. 6:19-20, Ef. 1:7).
KEUNIKAN
YESUS SEBAGAI TUHAN
Sebelumnya telah
dibahas tentang pengertian keunikan Yesus Kristus ialah kekhususan serta
keunggulan Yesus Kristus khususnya dalam hal Dia sebagai Tuhan. Hal itu dapat
dipahami dalam kitab-kitab Perjanjian Baru, bagaimana Yesus sendiri menyatakan
diri-Nya sebagai Tuhan melalui tindakan-Nya. Yang di serta dengan pengakuan
murid dan orang percaya pada masa itu akan keilahian-Nya. Yesus sebagai Tuhan
berarti memberi bukti-bukti akan kemahakuasaan Yesus selama berada di dunia
ini, berdasarkan laporan dari Alkitab khususnya dalam Perjanjian Baru.
Walaupun
ada laporan yang memadai tentang keilahian Yesus dari Alkitab namun masih ada
saja kelompok yang mau menyangkal akan ke Tuhan Yesus. Seperti halnya dengan
Brown, dengan satu pernyataan bahwa Yesus bukan Tuhan, pernyataan dalam
Perjanjian Baru bahwa Yesus adalah Tuhan itu adalah atas dasar perintah dari
kaisar Konstanti untuk mengubah isi dari Alkitab itu dan menyatakan bahwa Yesus
adalah Tuhan. Mangapul Sagala juga mengatakan bahwa teori yang demikian tidak
bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah karena beberapa peneliti menemukan bahwa jauh sebelum
dari keberadaan kaisar Konstanti telah dan sudah ditulis kitab-kitab dari
Perjanjian Baru dan secara khusus kitab Injil Yohanes yang jelas-jelas mengakui
ke-Allah-an Yesus.[6]
Jika
diperhatikan akan keunikan Yesus sebagai Tuhan (ke-Ilahian) maka dapat dilihat
dalam beberapa kitab berikut ini:
1.
Tulisan Yohanes
Di
dalam Injil Yohanes pandangan akan pribadi Yesus sebagai Tuhan dapat dilihat
dalam ayat Yoh. 1:1-3, 14, 18; 2: 24,25; 3:16-18,35,36; 4:14,15;
5:18,20,21,22,25-27; 11:41-44; 20:28; I
Yoh. 1:13; 2:23; 4:14,15; 5:5, 10-13,20.
2.
Surat-surat Paulus
Pernyataan
akan keIlahian Yesus juga ditulis dalam surat-surat rasul Paulus, sepert halnya
yang terdapat dalam Rom. 1:7; 9:5; I Kor 1:1-3, 2:8; II Kor 5:10; Gal 2:20;
4:4; Flp 2:6; Kol 2:9; I Tim 3:16; Ibr 1:1-3,5-8; 4:14; 5:8.
3.
Injil Sinoptik
Louis
Berkhof dalam buku Teologi Sistematika bahwa:
Sessungguhnya
telah terbukti bahwa Kristus dalam Injil Sinoptik sama Ilahinya dan sama
benarnya dengan Kristus dalam Injil Yohanes. Kristus adalah pribadi
supranatural sepenuhnya, anak manusia dan anak Allah. sifat dan karya-Nya
membenarkan klaim-Nya itu. Kita harus sungguh-sungguh memperhatikan ayat-ayat
berikut: Mat. 5:17; 9:6; 11:1-6,27; 14:33; 16:16-17; 28:18; 25:31; Mrk 8:38,
dan masih banyak lagi ayat-ayat yang sama dan paralelnya.[7]
Setelah
membahas tentang bagaimana Yesus dinyatakan melalui para penulis kitab-kitab
dalam Perjanjian Baru sebagai Tuhan. Di dalam kitab-kitab tersebut juga ada
beberapa pihak yang takjub (percaya) akan perbuatan Yesus dan mengakui bahwa Ia
adalah Tuhan contohnya para murid-murid-Nya, serta orang-orang yang menyaksikan
perbuatan-perbuatan Yesus dengan berbagai mujizat yang manusia biasa tidak bisa
melakukannya. Menurut Stevry Lumintang dalam bukunya, ada 5 poin yang membuktikan
bahwa Yesus sebagai Tuhan yaitu sebagai berikut:[8]
1. Yesus
Kristus sebelum inkarnasinya, (pra-inkarnasi, bukan praeksistensi), Ia adalah
Allah karena Ia telah ada (bukan diadakan) serta Ia tidak dibatasi oleh waktu
dan ruang (Kej. 1:1; Yoh. 1:1; Ef 3:11; Kol 1:17; Ibr 1:10; Yoh 17:5), Ia
adalah kekal (Ibr 13:8; Mzm 90:2; Why 1:28).
2. Yesus
Kristus adalah Allah, karena melakukan pekerjaan Allah, di mana Ia adalah
Pencipta (Yoh 1:1-3; Ibr 1:2; Kol 1:16), Pemelihara (Ibr. 1:3; Yoh 17:11,12; I
Ptr 1:5), Penyelamat (Rm. 3:24-25; I Kor 6:19-20; Ef 1:7), Ia adalah sumber hidup;
Ia mempunyai hidup dari diri-Nya sendiri (Yoh 5:26; Luk 1:4; Yoh 16:6; 11:25)
dan segala sesuatu ada di dalam Dia (Kol. 2:2-9; Yoh 10:30,38).
3. Yesus
Kristus adalah setara dengan Bapa, hal ini tampak dalam kenosis (Flp. 2:6),
berkat Allah Tritunggal (II Kor. 13:14; Rm 16:20; Ef 1:2, 6:23), Baptisan (Mat.
28:19; Kis 2:28) dan bersama-sama Bapa dan mengenal Bapa (Yoh 10:30;14:1,23,
17:3).
4. Pernyataan
orang (Mat 15:22; Luk 2:11, 6:11, 6:5; Kis 10:36; Fil 2:11; I Kor 2:8), dan
Yesus sendiri juga menyadari sepenuhnya bahwa Ia adalah Allah yaitu dengan
menggunakan gelar sebagai “Anak Manusia” yang mengahakimi, mengampuni dosa
serta ungkapan ego eimi (Akulah)
sebagai pernyataan Yesus sendiri akan siapa diri-Nya.
5. Tindakan
Yesus yang menyatakan bahwa Dia sebagai Tuhan yaitu Ia menjadi Korban yang
nilainya melampaui semua manusia atau tanpa batas, Ia dapat mananggung murka
Allah (hukuman dosa manusia), Ia dapat meneruskan karya-Nya melalui Roh Kudus
kepada orang berdosa yang telah ditentukan untuk percaya.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penjelasan yang telah dibahas tersebut diatas, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa Yesus Kristus merupakan Allah. Dia pencipta, pemelihara,
penyelamat, sumber hidup, Ia mempunyai sumber hidup dari diri-Nya sendiri,
segala sesuatu ada didalam Dia. Yang memiliki sifat yang tidak dipengaruhi oleh
diluar diri-Nya, tidak dibatasi waktu, mampu menanggung dosa umat manusia serta
mampu bertindak atas kedaulatan-Nya sendiri yang melampaui kekuatan manusia
sebagai ciptaaan-Nya.
[1]
Stevry Lumintang, Teologia Abu-Abu (Malang: Gandum Mas,
2004), 524.
[2]
Jb. Banawiratman, Kristologi dan Allah
Tritunggal (Yogyakarta: Kanisius, 1986), 33.
[3]
Louis Berkhhof, Teologi Sistematika
(Surabaya: Momentum, 2013), 29.
[4]
Jb. Banawiratman, Kristologi dan Allah
Tritunggal (Yogyakarta: Kanisius, 1986), 34.
[5]
Ramly B. Lumintang, Kristologi &
Soteriologi (Bandung: STT Bandung, 2015), 17.
[6]Mangapul
Sagala, Firman Menjadi Daging
(Jakarta: Perkantas, 2009), 58.
[7]
Louis Berkhhof, Teologi Sistematika
(Surabaya: Momentum, 2013), 34.
[8]
Stevry Lumintang, Teologia Abu-Abu (Malang: Gandum Mas,
2004), 532
Tidak ada komentar:
Posting Komentar