Rabu, 18 November 2015

Kenapa Yesus disebut Tuhan? dilihat dari perspektif Injil



PENDAHULUAN
            Kristologi atau ajaran tentang pribadi Yesus Kristus merupakan tema yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan kekristenan. Hal itu memungkinkan karena iman Kristen di bangun atas dasar iman dan kepercayaan kepada Yesus sebagai Tuhan. Hal yang demikian juga dinyatakan oleh beberapa para teolog bahwa teologi yang paling awal hampir seluruhnya adalah mengenai Kristologi.
            Pada abad pertama hingga saat ini tidak jarang kita temukan yang meragukan dan bahkan menyangkali bahwa Yesus adalah Tuhan. Kenyataan yang demikian merupakan tantangan tersendiri dalam kekristenan juga kita sebagai orang percaya dalam mempertanggungjawabkan iman dan kepercayaan kepada Yesus Kristus adalah Tuhan. Pertanggung jawaban tentu tidak lepas dari Alkitab yang adalah Firman Allah sebagai wahyu khusus yang dipercaya oleh umat percaya (Kristen).
            Dengan demikian, maka telah menimbulkan pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan keunikan? Apa dan bagaimana Konsep keunikan Tuhan yang dipercaya bangsa Israel/PL? Serta apa dan bagaimana konsep tentang keunikan Yesus sebagai Tuhan? Melalui paper ini, penulis akan menjabarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk meyakinkan iman dan keparcayaan kita bahwa Yesus adalah Tuhan bukan manusia biasa. 
           
PENGERTIAN
A.    KEUNIKAN
Sebelum lebih lanjut membahas tentang keunikan Yesus sebagai Tuhan maka sebelumnya alangkah baiknya memahami arti dari keunikan itu sendiri. Keunikan berasal dari kata dasar “Unik” yang berarti lain dari pada yang lain, tidak ada persamaan dengan yang lain sehingga keunikan bisa berarti kekhususan, keistimewaan, dan keunggulan.[1] Dari pengertian yang mendasar tersebut maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa keunikan Yesus Kristus ialah kekhususan serta keunggulan Yesus Kristus. Keunikan yang dimaksud disini bukanlah nilai keunikan yang diberikan oleh orang Kristen kepada-Nya melainkan melainkan keunikan tersebut Yesus sendiri menghakikat di dalam diri-Nya. Dengan demikan, keunikan Yesus sebagai Tuhan disangkal atau pun tidak oleh manusia di dunia maka status atau identitas-Nya tetap kepada-Nya.
B.     KONSEP TUHAN
1.      Perjanjian Lama
Jika diperhatikan dalam sejarah bangsa Israel dalam Perjanjian Lama maka disana akan mendapatkan asal usul dan arti dari konsep tentang TUHAN. Mengapa demikian? Karena nama-nama tersebut mengandung pernyataan dan diri Allah sendiri kepada umat Israel. Menurut JB. Banawiratma mengatakan bahwa konsep Allah dalam Perjanjian Lama dan agama Yahudi adalah suatu konsep dinamis.[2] Allah Israel bukanlah suatu “dues otiosus”, melainkan Allah yang hidup dan bekerja. Sehingga Allah yang dinamis dan transenden itulah yang menjadi sasaran iman kepercayaan serta sasaran pengharapan, andalan umat Israel/Yahudi yang percaya. Kepercayaan sepenuhnya kepada Allah pada Perjanjian Lama didasari dengan tindakan Allah kepada bangsa Israel membawa keluar dari perbudakan (Mesir) menuju tanah perjanjian (Kanaan). 
a.       Yehovah (Kel 3:14; AKU adalah AKU). Nama ini adalah nama Allah yang asli dan Tunggal dan Ontologis tentunya dalam hubungannya secara khusus dengan umat-Nya Israel dan beberapa para teolog mengatakan bahwa hal itu bersifat pribadi, Kudus, Perjanjian, dan Keselamatan. Hal itu yang diterjemahkan dalam LAI sebagai TUHAN.
b.      Adonai. Sebutan ini merupakan sebutan bagi nama YHWH yang kudus (Kel. 4:10-14; Yos 7:8-11) yang artinya sama yaitu TUHAN.
c.       Elohim artinya Allah yang Maha Kuasa. Hal itu terdapat dalam Kej. 1:1; 26:27; 3:5; 31:13; Ul. 5:9; Maz. 5:78, 6:15, 100:3.
2.      Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru secara khusus penggunaan nama Tuhan juga berkaitan dengan sebutan yang mencirikan situasi keadaan atau pekerjaan dari diri-Nya sendiri, seperti halnya dengan Nama “Tuhan” (kurios). Nama “Tuhan” yang dipakai untuk menyebut Allah, yang dapat diidentikan dengan, sebagai berikut[3]
a.       Sebagai nama yang setara dengan Yehovah (PL).
b.      Sebagai nama pengganti nama Adonai (PL), serta
c.       Sebagai gelar penghormatan yang dinaikkan oleh manusia kepada Allah (mengakui kemahakuasaan Allah), Yos 3:11; Mzm 97:5.
Perlu dipahami bahwa pemberian gelar kepada Yesus selama berada di dunia ini selalu berkaitan dengan keadaan dan pekerjaan yang Dia lakukan, sebagaimana tertera kitab-kitab PB. Misalnya:
a.      Kurios: artinya Tuhan yang identik dengan Allah
b.      Khristos: Kristus, Messiah “Yang diurapi” (Mat. 16:13; Yoh 1:14, 20:31; Kis 2:36; Rm. 6:23; 2 Pet 1:11.
c.       Yeshua: Yesus TUHAN adalah keselamatan (Yoh. 1:14, Kis. 2:36).
Monoteisme dinamis Israel diambil alih oleh umat Kristen semula. Hal itu diindikasikan atas pengalaman dengan Yesus Kristus dari kelahiran-Nya hingga kebangkitan-Nya. Dengan demikian, atas refleksi dan pengalaman umat Kristen tersebut maka mereka memodifikasikan monoteisme dinamis itu yaitu dengan cara pandang bahwa kedudukan dan peranan Yesus Kristus mesti dipasang dalam kerajaan monoteisme itu.
Konsep baru tentang keselamatan dalam Perjanjian Baru bukan lagi mengantar umat Israel keluar dari Mesir (pemahaman Yahudi) melainkan Allah membangkitakan Yesus dari antara orang mati dan meninggikan-Nya menjadi Tuhan dan Kristus.[4] Kemudian memiliki konsep bahwa peninggikan Yesus Allah sebenarnya sudah mulai “meraja” dan secara mutlak, tak terbatalkan “berkuasa” atas umat manusia demi keselamatannya. Yesus yang dibangkitakan menjadi “kuasa” Allah, satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia tanpa memisahkan melainkan mempersatukan Allah dengan manusia.
Dalam Perjanjian Baru ketuhanan Yesus, dapat dilihat melalui:[5]
a.       Pernyataan orang (Mat. 15:22, Luk. 2:11, 6:5, Kis. 10:36, Fil. 2:11, 1 Kor. 2:8).
b.      Yesus sebagai Tuhan karena Ia adalah Pencipta (Yoh. 1:1-3, Ibr. 1:2, Kol. 1:16).
c.       Pemelihara (Ibr. 1:3, Yoh. 17:11, 12, I Pet. 1:5).
d.      Penyelamat (Rom. 3:24-25, I Kor. 6:19-20, Ef. 1:7).

KEUNIKAN YESUS SEBAGAI TUHAN
            Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian keunikan Yesus Kristus ialah kekhususan serta keunggulan Yesus Kristus khususnya dalam hal Dia sebagai Tuhan. Hal itu dapat dipahami dalam kitab-kitab Perjanjian Baru, bagaimana Yesus sendiri menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan melalui tindakan-Nya. Yang di serta dengan pengakuan murid dan orang percaya pada masa itu akan keilahian-Nya. Yesus sebagai Tuhan berarti memberi bukti-bukti akan kemahakuasaan Yesus selama berada di dunia ini, berdasarkan laporan dari Alkitab khususnya dalam Perjanjian Baru.
            Walaupun ada laporan yang memadai tentang keilahian Yesus dari Alkitab namun masih ada saja kelompok yang mau menyangkal akan ke Tuhan Yesus. Seperti halnya dengan Brown, dengan satu pernyataan bahwa Yesus bukan Tuhan, pernyataan dalam Perjanjian Baru bahwa Yesus adalah Tuhan itu adalah atas dasar perintah dari kaisar Konstanti untuk mengubah isi dari Alkitab itu dan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Mangapul Sagala juga mengatakan bahwa teori yang demikian tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah karena  beberapa peneliti menemukan bahwa jauh sebelum dari keberadaan kaisar Konstanti telah dan sudah ditulis kitab-kitab dari Perjanjian Baru dan secara khusus kitab Injil Yohanes yang jelas-jelas mengakui ke-Allah-an Yesus.[6]
            Jika diperhatikan akan keunikan Yesus sebagai Tuhan (ke-Ilahian) maka dapat dilihat dalam beberapa kitab berikut ini:
1.      Tulisan Yohanes
Di dalam Injil Yohanes pandangan akan pribadi Yesus sebagai Tuhan dapat dilihat dalam ayat Yoh. 1:1-3, 14, 18; 2: 24,25; 3:16-18,35,36; 4:14,15; 5:18,20,21,22,25-27; 11:41-44; 20:28;  I Yoh. 1:13; 2:23; 4:14,15; 5:5, 10-13,20.
2.      Surat-surat Paulus
Pernyataan akan keIlahian Yesus juga ditulis dalam surat-surat rasul Paulus, sepert halnya yang terdapat dalam Rom. 1:7; 9:5; I Kor 1:1-3, 2:8; II Kor 5:10; Gal 2:20; 4:4; Flp 2:6; Kol 2:9; I Tim 3:16; Ibr 1:1-3,5-8; 4:14; 5:8.



3.      Injil Sinoptik
Louis Berkhof dalam buku Teologi Sistematika bahwa:
Sessungguhnya telah terbukti bahwa Kristus dalam Injil Sinoptik sama Ilahinya dan sama benarnya dengan Kristus dalam Injil Yohanes. Kristus adalah pribadi supranatural sepenuhnya, anak manusia dan anak Allah. sifat dan karya-Nya membenarkan klaim-Nya itu. Kita harus sungguh-sungguh memperhatikan ayat-ayat berikut: Mat. 5:17; 9:6; 11:1-6,27; 14:33; 16:16-17; 28:18; 25:31; Mrk 8:38, dan masih banyak lagi ayat-ayat yang sama dan paralelnya.[7]

            Setelah membahas tentang bagaimana Yesus dinyatakan melalui para penulis kitab-kitab dalam Perjanjian Baru sebagai Tuhan. Di dalam kitab-kitab tersebut juga ada beberapa pihak yang takjub (percaya) akan perbuatan Yesus dan mengakui bahwa Ia adalah Tuhan contohnya para murid-murid-Nya, serta orang-orang yang menyaksikan perbuatan-perbuatan Yesus dengan berbagai mujizat yang manusia biasa tidak bisa melakukannya. Menurut Stevry Lumintang dalam bukunya, ada 5 poin yang membuktikan bahwa Yesus sebagai Tuhan yaitu sebagai berikut:[8]
1.      Yesus Kristus sebelum inkarnasinya, (pra-inkarnasi, bukan praeksistensi), Ia adalah Allah karena Ia telah ada (bukan diadakan) serta Ia tidak dibatasi oleh waktu dan ruang (Kej. 1:1; Yoh. 1:1; Ef 3:11; Kol 1:17; Ibr 1:10; Yoh 17:5), Ia adalah kekal (Ibr 13:8; Mzm 90:2; Why 1:28).
2.      Yesus Kristus adalah Allah, karena melakukan pekerjaan Allah, di mana Ia adalah Pencipta (Yoh 1:1-3; Ibr 1:2; Kol 1:16), Pemelihara (Ibr. 1:3; Yoh 17:11,12; I Ptr 1:5), Penyelamat (Rm. 3:24-25; I Kor 6:19-20; Ef 1:7), Ia adalah sumber hidup; Ia mempunyai hidup dari diri-Nya sendiri (Yoh 5:26; Luk 1:4; Yoh 16:6; 11:25) dan segala sesuatu ada di dalam Dia (Kol. 2:2-9; Yoh 10:30,38).
3.      Yesus Kristus adalah setara dengan Bapa, hal ini tampak dalam kenosis (Flp. 2:6), berkat Allah Tritunggal (II Kor. 13:14; Rm 16:20; Ef 1:2, 6:23), Baptisan (Mat. 28:19; Kis 2:28) dan bersama-sama Bapa dan mengenal Bapa (Yoh 10:30;14:1,23, 17:3).
4.      Pernyataan orang (Mat 15:22; Luk 2:11, 6:11, 6:5; Kis 10:36; Fil 2:11; I Kor 2:8), dan Yesus sendiri juga menyadari sepenuhnya bahwa Ia adalah Allah yaitu dengan menggunakan gelar sebagai “Anak Manusia” yang mengahakimi, mengampuni dosa serta ungkapan ego eimi (Akulah) sebagai pernyataan Yesus sendiri akan siapa diri-Nya.
5.      Tindakan Yesus yang menyatakan bahwa Dia sebagai Tuhan yaitu Ia menjadi Korban yang nilainya melampaui semua manusia atau tanpa batas, Ia dapat mananggung murka Allah (hukuman dosa manusia), Ia dapat meneruskan karya-Nya melalui Roh Kudus kepada orang berdosa yang telah ditentukan untuk percaya.
KESIMPULAN
            Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas tersebut diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Yesus Kristus merupakan Allah. Dia pencipta, pemelihara, penyelamat, sumber hidup, Ia mempunyai sumber hidup dari diri-Nya sendiri, segala sesuatu ada didalam Dia. Yang memiliki sifat yang tidak dipengaruhi oleh diluar diri-Nya, tidak dibatasi waktu, mampu menanggung dosa umat manusia serta mampu bertindak atas kedaulatan-Nya sendiri yang melampaui kekuatan manusia sebagai ciptaaan-Nya.


[1] Stevry Lumintang, Teologia Abu-Abu (Malang: Gandum Mas, 2004), 524.
[2] Jb. Banawiratman, Kristologi dan Allah Tritunggal (Yogyakarta: Kanisius, 1986), 33.
[3] Louis Berkhhof, Teologi Sistematika (Surabaya: Momentum, 2013), 29.
[4] Jb. Banawiratman, Kristologi dan Allah Tritunggal (Yogyakarta: Kanisius, 1986), 34.
[5] Ramly B. Lumintang, Kristologi & Soteriologi (Bandung: STT Bandung, 2015), 17.
[6]Mangapul Sagala, Firman Menjadi Daging (Jakarta: Perkantas, 2009), 58.
[7] Louis Berkhhof, Teologi Sistematika (Surabaya: Momentum, 2013), 34.
[8] Stevry Lumintang, Teologia Abu-Abu (Malang: Gandum Mas, 2004), 532